61158
Sekarang pengurusan IMB hunian di bawah 400m cukup di kantor Kecamatan Buduran. Berikut persyaratan yang harus dilengkapi : IMB baru / Perluasan RT / Hunian (Non Perumahan) Mengisi formulir permohonan bermaterai 6.000; Scan surat persetujuan/pernyataan tidak keberatan dari tetangga yang berbatasan langsung berkaitan dengan adanya dimaksud, diketahui Kepala desa; Scan bukti kepemilikan tanah (sertifikat Tanah/Petok D/Letter C/Akta jual jeli/Surat keterangan waris/Surat Hibah/Akta perjanjian sewa menyewa/SPH); Scan gambar bangunan, meliputi : Daerah bangunan skala 1 : 100; Tampak bangunan (depan, samping) skala 1 ; 100; Potongan bangunan (melintang, memanjang) skala 1 : 100; Gambar detail kuda-kuda, pondasi, pembesian dengan skala 1 : 20 Scan surat keputusan & gambar IMB lama (IMB perluasan/renovasi); Scan KTP pemohon yang masih berlaku; Semua persyaratan rangkap 2. IMB balik nama RT/Hunian Mengisi formulir permohonan bermaterai 6.000; Scan bukti kepemilikan tanah (sertifikat Tanah/Petok D/Letter C/Akta jual jeli/Surat keterangan waris/Surat Hibah/Akta perjanjian sewa menyewa/SPH); Scan gambar bestek bangunan sesuai IMB lama; Scan gambar bangunan, meliputi : Daerah bangunan skala 1 : 100; Tampak bangunan (depan, samping) skala 1 ; 100; Potongan bangunan (melintang, memanjang) skala 1 : 100; Gambar detail kuda-kuda, pondasi, pembesian dengan skala 1 : 20 Scan surat keputusan & gambar IMB lama Scan KTP pemohon yang masih berlaku; Semua persyaratan rangkap 2.
Senin, 20 Juli 2020 323Hai Warga Kecamatan Buduran, Dimasa Pandemi ini jangan lupa masker selalu dipakai jika keluar rumah. biasakan cuci tangan dengan sabun, dan jika sedang keluar rumah usahakan membawa Hand Sanitizer. Dan jangan lupa berdoa untuk kesehatan kita beserta seluruh keluarga besar kita. Saat ini Kecamatan Buduran Memiliki Hotline untuk pengurusan Kartu Keluarga (KK) & Kartu Tanda Penduduk (KTP). Semua berkas-berkas cukup di foto dan di kirim melalui Whatapp kami di 0822-2999-2058. Selanjutnya tunggu balasan dari kami kapan KK & KTP bisa di ambil. Segala Pertanyaan tentang pelayanan kami, monggo bisa di sampaikan di hotline kami juga. Baik itu tentang Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) & Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) Terimakasih, Salam Sehat Selalu
Kamis, 16 Juli 2020 727Foto Bersama Paskibraka Kecamatan Buduran setalah Kegiatan Upacara HUT 74 Republik Indonesia di Lapangan Desa Banjarsari tanggal 17 Agustus 2019
Senin, 02 Maret 2020 168Selepas habis masa jabatan Kepala Desa Banjarsari Camat Buduran Menunjuk Sekretaris Camat Luchman Sanjaya, SSTP, M.HP sebagai PJ kepala Desa Banjarsari sampai pelantikan Kepala Desa yang baru
Senin, 02 Maret 2020 803Kecamatan Buduran Ibu Luly Wiradharmawati mengawali bulan ini dengan semangat Kartini dengan mengangkat tema “Kita Tingkatkan Kualitas Hidup Perempuan Melalui Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Kreatif untuk Mewujudkan Keluarga Kecil Berkwalitas”. Acara yang buka langsung oleh Camat Buduran Bapak Agus Maulidy, Msi berlangsung di pendopo Kecamatan Buduran selama 3 jam. Acara yang di awali dengan pembacaan Puisi tentang kartini dilanjutkan lomba Dongeng anak-anak dimana setiap desa wajib mengirimkan satu perwakilanya. Pemenang lomba akan di kirim dalam lomba Dongeng pada tingkat Kabupaten pada tanggal 17 April 2016 di pendopo Kabupaten nanti.
Kamis, 04 April 2019 235Pagerwojo adalah sebuah nama Desa di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61211. Desa Pagerwojo yang bernuansa Islami karena mayoritas penduduknya beragama islam. dan salah satu Tempat Wisata Religi karena disitu terdapat makam kekasih Allah SWT yaitu ; Almukarrom Mbah Kiyai Haji Ali Mas�ud. Hampir setiap hari banyak peziarah yang berkunjung ke tempat lokasi makam yang terletak di RT 26 / RW 6. Akses menuju makam Mbah Ud pun sangat mudah dijangkau untuk para penziarah. Kisah Mbah KH. Ali Mas�ud di masa kecil Gus Ud mendapat derajat kewalian itu sejak masih kecil. Sangat nakal memang dan banyak tingkah hingga membuat ayahnya sering memarahinya. Sang ayah adalah orang yang alim dan sebagai guru ngaji di rumahnya. Seringkali saat ayahandanya mengajar ngaji, selalu saja terdengar gaduh oleh suara-suara teriakan Gus Ud kecil. Hingga sang ayah memarahinya bahkan memukulnya dengan kayu kecil. Lantas sang ayah membentak: �Kamu ini banyak tingkahnya, makanya gak bisa ngaji!� Karena mendapat olokan ayahnya seperti itu, maka Gus Ud langsung menimpali: �Ngajar ngajinya saya ganti ya!� Ayahnya heran dengan ucapan anaknya yang baru berusia 8 tahunan itu. Gus Ud langsung mengambil kitab kuning ayahnya tersebut dan langsung membacanya. Meski kitab itu gundul (tidak berharakat), toh Gus Ud kecil itu lancar membacanya berikut gamblang dalam menjelaskan semua keterangan kitab itu. �Wah. Subhanallah!� gumam ayahnya seraya terbengong heran. Sejak itulah sang ayah membiarkan saja apa yang dilakukan putranya itu Di Pesantren Sawahpulo daerah Jatipurwo Surabaya, kira-kira 1 km dari Ampel, pimpinan Kyai Utsman al-Ishaqi ada pengajian rutin kitab al-Hikam yang dibacakan oleh Kyai Utsman sendiri. Hampir semua yang ngaji di sana adalah para kyai yang tabarrukan kepada beliau. Ada hal menarik di sana saat Gus Ud ikut mengaji. Sudah menjadi tabiatnya, Gus Ud banyak tingkah, kadang berdiri, duduk, berjalan dan apa saja ia lakukan dan tidak bisa diam. Lalu tiba-tiba Gus Ud mendekati Kyai Utsman yang sedang asyik membaca kitab al-Hikam itu. Gus Ud izin untuk meminta kitab yang sedang dipegang Kyai Utsman tadi. Akhirnya kitab itu pun diberikan kepada Gus Ud. Kontan saja para jamaah pengajian itu terbelalak melihat tingkah Gus Ud seperti itu. Banyak jamaah yang berpikir dalam hatinya: �Mau apa dia meminta kitab al-Hikam itu? Memangnya dia bisa baca?� Setelah kitab itu diserahkan kepada Gus Ud, ternyata kitab itu dibalik sehingga tulisan Arabnya terlihat terbalik. Dan dengan sangat mantapnya beliau membacakan kitab al-Hikam itu lengkap dengan penjelasannya meski dengan kitab terbalik. Kejadian ini membuat decak kagum para jamaah pengajian tersebut. Wallahu A�lam. Sumber : http://pustakamuhibbin.blogspot.com Mbah Ud dimata Cucu dan Pesiarah Selama hidupnya, KH Ali Mas�ud sangat ringan tangan. Beliau sering menjadi rujukan para kiai di Jawa Timur untuk memecahkan problematika umat Islam. MAKAM Gus Ud, begitu warga Sidoarjo mengenal KH Ali Mas�ud, terletak di Pagerwojo, Kec Buduran Kabupaten Sidoarjo. Gus Ud ikut berkiprah menyebarkan Islam dengan berdakwah kepada tamu-tamu yang datang ke rumahnya. Dia memang tak membangun pesantren, tapi muridnya tersebar di penjuru Jawa dan luar Jawa. Hidayatullah, salah satu cucu keponakan Gus Ud menuturkan, kakeknya itu memang tidak mau langsung membuka pesantren. �Kalau menyiarkan agama Islam secara langsung tidak, tapi beliau memberi wejangan kepada siapa pun tamunya yang datang. Beliau juga menjadi rujukan kiai yang ada di Jawa Timur untuk memecahkan masalah terkait agama Islam� jelasnya kemarin kepada SINDO. Gus Ud lahir pada 1908 di Sidoarjo. Ali Mas�ud kecil yang masih berusia 5 tahun sudah menunjukkan kelebihannya. Dia tidak pernah sekolah, tidak bisa membaca dan menulis.Namun dia, lanjut Hidayatullah, bisa membaca Alquran dan kitab-kitab lainnya sehingga wajar, kalau beliau jadi rujukan kiai di Jawa Timur untuk memecahkan masalah keislaman. �Gus Ud mempunyai Ilmu Laduni sehingga beliau mempunyai kelebihan dibanding orang lain pada kebanyakan. Sampai beliau wafat pada 1979 sampai sekarang, banyak yang berziarah ke makamnya. Terutama malam Jumat Legi� papar Hidayatullah yang juga pemangku Majelis Taklim Gus Ud. Bagi warga Sidoarjo, ulama yang dulunya akrab dipanggil Gus Ud dan kini lazim dipanggil Mbah Ud, merupakan ulama yang tidak menyandang gelar. Pasalnya,sebagai orang yang mempunyai kelebihan, dia tidak mau menunjukkan. Bahkan,dalam turut menyiarkan agama Islam, dia menggunakan kelebihannya itu untuk memberi pemahaman bagi umat muslim dan nonmuslim. Hidayatullah menceritakan, Mbah Ud pernah menulis surat ke KH Rodi, Krian, terkait permasalahan yang ditanyakan. Karena dia tidak bisa menulis, di atas kertas putih dia torehkan pensil membentuk garis bergelombang. Anehnya,KH Rodi bisa mengerti guratan pensil yang dibubuhkan oleh Mbah Ud. �Kalau peringatan wafatnya Mbah Ud, 27 Rajab mesti ramai penziarah. Bagi warga Sidoarjo, Mbah Ud bukan hanya kiai yang mempunyai kelebihan, bisa mengobati orang sakit dan kelebihan lainnya. Namun, beliau juga ikut menyiarkan Islam melalui pemikirannya� ujar Supriadi, warga Sidoarjo yang kerap berziarah ke makam suami almarhumah Nyai Dewi itu. Mbah Ud tidak mempunyai keturunan, sehingga saat ini yang merawat makam dan musala peninggalannya adalah cucu dari adik dan kakak Mbah Ud.
Kamis, 04 April 2019 2099